Prospek Masa Depan Bisnis NFT di Indonesia, Content Creator Simak Ini!


 Popularitas Non Fungible Token (NFT) melambung tinggi setelah seorang mahasiswa asal UDINUS, Semarang, Bernama Ghozali atau lebih dikenal sebagai Ghozali Everyday naik daun. Ghozali ramai dibicarakan karena menjual foto-foto selfie yang ia potret selama beberapa tahun dalam bentuk NFT di marketplace jual-beli NFT OpenSea dan harga foto selfie yang ia jual melambung tinggi. Tak ayal, prospek NFT Indonesia di anggap sangat menjanjikan bagi sebagian kalangan masyarakat akibat dari fenomena tersebut.

NFT sendiri adalah sertifikat digital yang menjamin keaslian foto, video, teks atau bentuk aset virtual lainnya, yang keasliannya dicatat dalam sistem blockchain di internet. Aset digital yang dijual dalam bentuk NFT ini dapat dipastikan keasliannya, meskipun hasil copy atau tiruannya beredar di dunia maya.  

Awal perkembangan NFT

Meski tren NFT baru booming beberapa waktu belakangan ini, tetapi perkembangan NFT tersebut sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2019. Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda menjelaskan bagaimana asal usul NFT.  Teknologi ini dimulai dari munculnya teknologi Colored Coins dalam ekosistem blockchain pada tahun 2012.

Teknologi colored coins pada awalnya digunakan untuk memverifikasi kepemilikan aset seperti saham dan surat berharga lainnya. Kemudian, digunakan untuk eksperimen aset karya seni hingga menjadi NFT. CEO DeBio Network sekaligus Co-Founder Asosiasi Blockchain Indonesia, Pandu Sastrowardoyo menambahkan jika NFT telah menjadi perbincangan di kalangan pegiat kripto sejak 2019, kemudian pada tahun 2021 menjadi semakin populer di kancah global karena banyak orang indonesia yang aktif mengoleksi NFT di tahun tersebut.

Fenomena masyarakat Indonesia yang berbondong-bondong mencoba peruntungan untuk menjual berbagai foto sebagai NFT kembali terjadi sejak viralnya Ghozali mengumpulkan keuntungan penjualan NFT di OpenSea hingga miliaran rupiah. Namun sayang, karena pemahaman masyarakat yang kurang mengenai NFT, maka foto digital seperti KTP pun turut dijadikan aset NFT dan dijual. Padahal, aktivitas ini dilarang karena memuat data pribadi.    

Hingga kini, NFT termahal adalah NFT milik desainer grafis, Beeple yang berjudul “Everydays: The First 5000 Days” yang terjual lebih dari 69 juta dolar AS melalui rumah lelang Christie’s, pada tahun 2021. NFT ini pun menjadi ramai diperbincangkan di berbagai negara.

Seiring dengan kepopulerannya, masyarakat Indonesia mulai banyak yang mempelajari NFT di berbagai forum-forum. Sehingga membuka peluang yang lebar untuk perkembangan dan prospek NFT Indonesia. Meski telah dikenal sejak 2012, tetapi popularitas NFT memuncak di Indonesia pada awal tahun 2022 berkat Ghozali.

Bahkan karena hal itulah, muncul istilah “Ghozali Effect”, yang dinilai telah membuka mata publik, bahwa teknologi ini telah dapat diterima oleh semua khalayak. Tetapi karena belum imbangnya pengetahuan masyrakat akan aset digital dengan perkembangan NFT di Indonesia, maka terjadi kesalahpahaman di tengah masyarakat dengan kejadian penyalahgunaan momentum puncak NFT di Indonesia. salah satunya ditunjukkan dengan adanya masyarakat Indonesia yang menjual KTP yang merupakan identitas pribadi, sebagai NFT.

Prospek NFT di Indonesia

Namun seberapa siapkah Indonesia menyambut tren NFT dan seperti apa ekosistem NFT yang ada di Indonesia? minat masyarakat Indonesia terhadap NFT, sebenarnya sama dengan praktik perdagangan pada umumnya. Penjualan aset digital ini tetap melibatkan penjual, pembeli, pasar dan aturan dari lembaga yang terkait. Selain belum banyak pemain yang terlibat di kegiatan ini, faktor keamanan, legalitas hingga aturan yang melindungi investor di Indonesia belum memadai. Sehingga banyak pakar mengatakan jika ekosistem NFT di Indonesia belum mencapai fase kritis untuk menampung perkembangan NFT sebagai aset investasi.

Tetapi peluang yang ada ini disambut antusias oleh banyak pengembang NFT bahwa ekosistem NFT di Indonesia semakin tahun semakin membaik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai marketplace NFT lokal di Indonesia yang telah bermunculan dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Hal itu supaya memudahkan masyarakat Indonesia membeli NFT dari marketplace lokal dan tidak membelinya dari marketplace global. Dengan demikian, fasilitas tersebut nantinya akan memfasilitasi para pengembang NFT untuk memasarkan aset digital buatan mereka.  

TokoMall adalah salah satu marketplace NFT dari sejumlah marketplace NFT di Indonesia yang ada. TokoMall memulai debutnya pada tahun 2021 dan memiliki 10.000 kolektor NFT serta 80 mitra resmi. Beberapa mitra ternama itu adalah I Love Indonesia, Banyan Core, Si Juki, NeverTooLavish, dan lainnya. Dan yang paling banyak diminati adalah NFT jenis Digital Art. Sejauh ini yang paling mahal terjual di TokoMall adalah NFT karya Ramya Prajna dengan judul Tutu – “To Life and Conquer” #1. NFT ini laku terjual hingga Rp25 juta. Wow!

Saat ini NFT di Indonesia masih dalam tahap early stage dan akan terus berkembang ke depannya. NFT yang booming di Indonesia dihiasi berbagai jenis mulai dari NFT gaming, Art, Utilities, Sport. Namun ternyata, perkembangan NFT tak hanya berada di marketplace saja. Komunitas NFT di Indonesia menyumbang tren aset digital ini dikenal banyak masyarakat. Mereka membahas NFT melalui wadah saling berbagi pengetahuan, di Telegram dan Discord. Dan siapapun dapat bergabung di sini.

Mengenai keamanan NFT, kini dinilai sudah berjalan aman karena berada di atas teknologi blockchain yang transparan, terdesentralisasi dan cepat. Memang masih banyak yang harus dibenahi seperti pemahaman masyarakat awam Indonesia mengenai hak cipta atau Intellectual Property (IP), sehingga tidak ada lagi kasus-kasus pembajakan karya NFT ataupun penipuan.

NFT juga telah mendukung metaverse, yang kini juga sedang dibangun oleh banyak bisnis di Indonesia, baik swasta maupun pemerintah. Salah satu contoh penerapan pemahaman NFT di Indonesia adalah JGTC (Jazz Goes to Campus) yang bekerja sama dengan SerMorpheus. JGT memanfaatkan NFT sebagai tiket masuk konser yang dapat dibeli dengan rupiah, bukan dengan aset Kripto. 

Dengan inovasi ini, tentu saja membuka peluang bagi semua seniman dan pembuat konten untuk menjual produk digital mereka. Kedepannya, NFT memiliki potensi yang besar sebagai komoditas jual-beli perdagangan.

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Cara Kerja AR, Jenis-jenis dan Contohnya

4 Manfaat Augmented Reality dalam Arsitektur dan Konstruksi Bangunan

Augmented Reality Trend, Siap Mendorong Inovasi di Tahun 2022