VR di Jakarta Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Digital Tanah Air

Pelaku ekonomi digital di Jakarta secara tidak langsung menjadi pelopor penambahan nilai promosi melalui teknologi Virtual Reality (VR). Perkembangan VR di Jakarta akan mempengaruhi pertumbuhan sektor terkait, seperti industri kreatif dan industri VR.

Jakarta sebagai pusat bisnis nasional disinyalir merupakan lokasi terbesar berkumpulnya konsumen yang selalu haus inovasi. Bagi brand, hal ini membutuhkan adanya strategi baru yang akan membuat mereka merasakan hal berbeda saat menggunakan atau membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

VR sebagai kegiatan brand activation yang super kreatif

Brand activation saat ini menjadi ujung tombak kampanye pemasaran dan promosi. Dalam brand activation, target pasar akan diajak lebih dekat dengan brand melalui aktivitas yang seru dan nyata.

VR dapat menjadi solusi yang paling tepat sebab membenamkan identitas inovatif pada brand yang memilihnya. Selain itu, kegiatan menggunakan teknologi VR memberikan pengalaman yang seru dan spesial. Bagi yang menjajalnya, hal tersebut dapat memberikan ingatan mengenai brand bersangkutan dalam jangka panjang.

Contoh pemakaian teknologi VR adalah saat MonsterAR membuat VR Flying Simulator Jet untuk Djarum MLD dalam ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018. Pengunjung dibawa berpetualang menjelajahi “dunia lain”, yakni berada pada pesawat jet super canggih padahal secara fisik mereka masih menjejak tanah.

Bagaimana VR di Jakarta akan mendongkrak ekonomi digital

Menjamurnya penggunaan headset dengan konten berbasis teknologi VR akan menjadi pendorong ekonomi digital yang semakin merebak merata di seluruh tanah air.

Pertama-tama, ini akan tercipta dari lahirnya cafe tematik dengan memakai teknologi VR. Cafe tematik saat ini sangat populer berkat hadirnya media sosial, terutama Instagram. Tidak hanya di Jakarta, cafe tematik sudah banyak ditemukan di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Umumnya, cafe tematik di Indonesia mengambil tema industrialis, alam, hingga pahlawan.

Agar lebih spesial, cobalah membuka cafe tematik dengan konten VR game. Kafe seperti ini sangat cocok untuk tempat berkumpul kaum milenial dan Generasi Z. Tidak hanya desain cafe yang futuristik atau sesuai tema game, pengunjung akan mendapatkan pengalaman yang sangat seru menjelajahi game memakai headset VR.

Mereka tinggal menyewa headset sehingga tidak perlu membeli headset yang harganya relatif masih mahal. Tentu saja, jangan lupakan mutu dan harga makanan dan minuman yang disesuaikan dengan kantong target pasarnya.

Contoh bisnis baru kedua yang akan menambah nilai ekonomi digital adalah tur virtual. Sebenarnya, tur virtual sudah banyak diterapkan lantaran wabah virus COVID-19 sejak 2019. Tetapi, teknologi VR membuatnya menjadi lebih hidup dan menarik.

Bahkan, pada beberapa sektor, teknologi VR berjasa mencegahnya dari keterpurukan. Contohnya adalah sektor properti dimana calon pembeli kini tidak perlu ragu mengunjungi rumah yang ditawarkan lantaran pandemi. Mereka tetap bisa merasakan rumah tersebut melalui teknologi VR. ruang demi ruang dapat dijelajahi lengkap dengan informasi bahan pembuatnya.

Dari dua contoh tersebut, ekonomi digital akan banyak menemukan celah untuk bertumbuh. Teknologi VR pada dasarnya membuka jalan inovasi baru dari yang sudah ada agar target pasar bisa bertambah. Dengan cara itulah, brand dapat tetap merangkul konsumen lama sembari mengincar konsumen baru. Melalui variasi inovasi bisnis, bukan hanya bisnis tetap tumbuh melainkan juga pendapatan akan bisa bertambah.

Tiga ide bisnis untuk memanfaatkan tren ekonomi digital

Kafe dan properti, sebagaimana disinggung di atas, bisa dikatakan sebagai variasi atas bisnis lama yang sudah lama berlangsung. Berikut kami bagikan tiga ide bisnis yang cenderung baru agar ekonomi digital semakin tumbuh di seluruh negeri.

1. Menjual headset VR cardboard

Sampai sekarang, harga headset VR masih tergolong tinggi di Indonesia. Anda bisa memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjual headset VR cardboard yang lebih terjangkau tetapi sudah mengakomodir menikmati konten VR. Anda dapat membeli headset semacam ini secara grosir lalu menjualnya kembali melalui Tokopedia atau di marketplace. Usaha ini tidak membutuhkan modal besar. Hanya saja, perlu diketahui headset ini kurang nyaman sebab membutuhkan tali tambahan.

2. Mendirikan komunitas VR

Dengan maraknya pengguna teknologi VR, Anda dapat memanfaatkan peluang ini untuk membentuk komunitasnya tersendiri. Sebagai permulaan, bentuklah komunitas sebagai tempat berdiskusi, saling berbagi pengalaman, dan inovasi terkait VR. Setelah ramai, undang mereka untuk saling bertransaksi secara aman, misalnya barter headset. Buatlah acara kopi darat, daring atau luring, untuk mempererat pertemanan di antara anggota komunitas. Potensi keuntungan akan datang dari pengiklan yang dapat memasang iklan di laman komunitas ini.

3. Membuat konten yang berhubungan dengan VR

Konten tetaplah raja, apapun jenis teknologi yang digunakan. Ini tidak terkecuali berlaku untuk teknologi VR. Daya imajinasi dan kreativitas sangat dibutuhkan di sini. Konten dapat dibagikan melalui media sosial, kanal YouTube, hingga blog. Melalui kreasi yang rutin dan berbobot, Anda bisa menjadi seorang influencer, bahkan brand ambassador, produk terkait VR. Anda juga bisa memonetisasi akun setelah ramai pengunjung. Lumayan kan menjadi lahan profesi baru?

Itulah geliat ekonomi digital yang dipicu terlebih dahulu oleh popularitas VR di Jakarta. Dari individu hingga grup bisnis, teknologi VR dapat membuka jalan menguntungkan untuk berbagai jenis bisnis.

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Cara Kerja AR, Jenis-jenis dan Contohnya

4 Manfaat Augmented Reality dalam Arsitektur dan Konstruksi Bangunan

Augmented Reality Trend, Siap Mendorong Inovasi di Tahun 2022